Oleh Maman Abdurahman
Padatnya kegiatan kuliah di kalangan mahasiswa, membuat mereka tak banyak punya waktu untuk mengatasi cucian kotor. Apalagi saat musim hujan tiba, kebanyakan kalangan mahasiswa lebih memilih jasa laundry, sebagai solusi untuk ringankan pekerjaan, agar punya lebih banyak waktu luang.
Seorang mahasiswi Ilmu Sastra Unpad angkatan 2007, Khoerunnisa, saat ini dirinya sedang fokus dalam bimbingan skripsi, untuk urusan cuci-mencuci pakaian, dirinya tak ingin terlalu direpotkan, sehingga lebih memilih jasa laundry kiloan agar proses bimbingan skripsinya tak terganggu.
“Kalau hari-hari biasa sebelum mulai mengerjakan skripsi, urusan mencuci baju, dikerjakan sendiri, hanya untuk peralatan yang agak sulit dicuci sendiri seperti selimut atau badcover saja, yang dikerjakan di laundry,”ucapnya saat ditanya Bisnis, Sabtu (17/3).
Tak hanya mahasiswa, dengan maraknya jasa laundry kiloan akhir-akhir ini, masyarakatpun tak mau terlalu dipusingkan untuk urusan mencuci kotor. Namun, kebanyakan dari mereka kebanyakan hanya sesekali saja menitipkan pakaian kotor mereka di tempat laundry.
Menurut salah satu pemilik jasa laundry, yang terletak di jalan desa Cipadung No. 50, Walan Nauri, hanya saat musim hujan saja, kebanyakan dari masyarakat yang menitipkan cuciannya.
“Kalau dicui sendiri, dalam kondisi jarang ada sinar matahari, resikonya baju-baju mereka akan bau, saat musim hujanlah, kadang kewalahan order cucian, karena pengguna jasa laundry makin banyak,”paparnya.
Walan menambhkan, saat cuaca bagus, setiap hari dirinya rata-rata menerima order cuci pakaian sebanyak 200 kg, dan kalau cuca kurang bagus alias musim hujan, setiap harinya bias mencapai 300-400 kg setiap harinya.
“Namun tetap, untuk pelanggan terbanyak di tempat laundrynya adalah kalangan mahasiswa, hidup jauh dari orang tua, terus ditambah kesibukan yang cukup padat, membuat mereka tak punya waktu banyak untuk mengurusi pakaian kotor,”pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment